Grup Thek-Thek “Laras Wulung”, Alternatif Kegiatan Pemuda Karangreja

GRUP THEK-THEK “LARAS WULUNG”, ALTERNATIF KEGIATAN PEMUDA KARANGREJA

Laras Wulung mengikuti kegiatan Pawai dalam rangka memeriahkan  HUT RI

Grup Thek-Thek di mata masyarakat Purbalingga lebih familiar dikenal dengan sebutan “Kenthongan”. Kenthongan merupakan sebuah kesenian melalui kombinasi pemain Kenthongan yang memainkan alat musik utama berupa kentong yang terbuat dari bambu wulung, dimainkan beriringan dengan tropel, jidul, kecik dan angklung. Para pemain Kenthongan menyanyikan lagu beragam genre sesuai selera dan permintaan penonton mulai dari lagu dangdut, pop, serta lagu popular lainnya. Lagu tersebut dinyanyikan oleh seluruh pemain grup Thek-Thek. Selain itu ada pula sosok “Mayoret” atau penari yang biasanya dilakukan oleh perempuan di depan rombongan grup Thek-Thek, fungsi Mayoret ini sebagai pengatur irama musik serta menambah daya tarik penonton terhadap kesenian grup Thek-Thek.

Pemuda Karangreja tepatnya di dukuh Menteng, RT 04, RW 02 memiliki komunitas grup Thek-Thek bernama “Laras Wulung”, grup ini sudah berjalan selama hampir 18 Tahun. Grup Thek-Thek Laras Wulung pertama kali dibentuk pada tahun 2001, saat itu dipimpin oleh bapak Darji selaku ketua, hingga beliau dikenal masyarakat dukuh Menteng dengan sapaan Pak Ketua.  Kemudian pada tahun 2017, Pak Ketua ini memutuskan untuk mengalihkan kepemimpinan Grup Thek-Thek Laras Wulung kepada Bapak Kito selaku ketua baru. Sekarang, Bapak Kito dan Pemuda dukuh Menteng, bahu-membahu mengembangkan grup Thek-Thek ini.

Adanya Grup Thek-Thek ini merupakan bentuk pelestarian budaya bangsa. Selain melestarikan budaya bangsa, kegiatan Grup Thek-Thek Laras Wulung  di dukuh Menteng, Karangreja, menjadi alternatif kegiatan pemuda di era sekarang. Mengingat arus globalisasi yang dirasa telah melunturkan nilai-nilai budaya khususnya pada pada generasi muda, adanya kegiatan kesenian ini menjadi upaya untuk melestarikan budaya serta penanaman cinta budaya lokal pada kaula muda era millenial.

Selain bernilai budaya, kehadiran Grup Thek-Thek Laras Wulung juga menjadi sumber pemasukan ekonomi tambahan bagi pemain maupun Grup Thek-Thek Laras Wulung itu sendiri. Pasalnya kegiatan Grup Thek-Thek Laras Wulung ini sering diminta tampil oleh masayarakat yang sedang menggelar hajatan seperti pernikahan, khitanan, tasyakuran dan bahkan diundang langsung oleh sekretariat tempat wisata untuk mengisi acara di tempat tersebut, seperti yang sudah pernah dilakukan grup “Laras Wulung” di obyek wisata kondang D’LAS atau desa lembah asri Serang.

Kegiatan Grup Thek-Thek Laras Wulung yang dilakukan oleh pemuda, semoga menjadi ajang positif mengembangkan bakat maupun talenta generasi muda serta mampu menggali lebih dalam mengenai potensi keragaman budaya khususnya di daerah Purbalingga agar lebih dikenal oleh masyarakat secara luas.


0 Komentar